Bogor, korankompas.com – Tingginya nilai keutamaan bagi para penghafal Al-Qur’an, membuat para walisantri bekerja sama dengan Klinik Riba menggelar Dakwah bil hal.
Sebagai Lembaga Dakwah, Klinik Riba menghadirkan Naja Hudia Afifurrahman Al Hafidz dari Lombok Nusa Tenggara Barat di Masjid Itikaf Maghfirah Caringin Kabupaten Bogor, Kamis (11/11).

Sebanyak 450 jama’ah pengajian yang mengambil tema “Dengan Al-Qur’an Kita Mencetak Pemimpin Umat” sejak pukul 10.00 wib, sudah memenuhi Masjid megah berkarpet tebal, empuk dan halus.
Jama’ah yang terdiri dari para santri Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Islam (STIPI) Maghfirah dan Madrasah Aliyah (MA) Milbos tersebut didampingi para ustadz pengajar dan dosen.
Saat hadir di Masjid, Naja Hudia Afifurrahman disambut puluhan santri dan mereka melantunkan Nasyid Tala ‘al-Badru’ Alayna. Sebagaimana yang dinyanyikan oleh kaum Ansar untuk nabi Muhammad saat menyambut kedatangan Nabi Muhammad di Yatsrib pada tahun 622 M.
Banyak walisantri yang meneteskan air mata penuh haru menyaksikan sambutan untuk memuliakan Hafidz cilik, yang juga sedang mengkhatamkan ratusan hadits.
Isma, salah satu ustadz yang diberi tugas mengatur acara, membuka event dakwah di depan ratusan para penghafal Al-Qur’an itu.
Haidar Fakhri, melanjutkan acara itu dengan melantunkan Tilawah Alqur’an.
Kemudian sambutan
Syaikh Doktor H. Riyadh Ahmad Diyabh, Dosen STIPI Maghfirah mata kuliah fiqih dan tauhid menyampaikan kegembiraan nya bisa berjumpa Naja Hudia Afifurrahman, Hafidz Cilik Indonesia.
“Seperti Ibunya Imam Syafi’i dan Ibunya Imam Hambali, Alloh SWT tunjukkan mukjizat Nya dengan memberikan hidayah Hafidz Al-Qur’an kepada keduanya dan menjadikan imam besar bagi keduanya.
Dan Alhamdulillah, hari ini, jaman ini, Alloh SWT tunjukkan juga mukjizat Nya kepada kita semua, sebagai Ibroh buat kita semua”. Papar Syaikh yang juga Hafidzulloh dalam bahasa Arab Madinah yang fasikh dan diterjemahkan Fadli, Ustadz pengajar di Maghfirah Islamic Leadership Boarding School.
Ambillah teladan Naja, lanjut Syaikh Riyadh, dia seorang anak yang ditakdirkan kekurangan saja, bisa hafal Qur’an.
Kalian yang diberikan kesehatan dan hidup normal, harus lebih giat menghafal Al-Qur’an. Penghafal Al Qur’an memiliki keutamaan, dia akan bisa memberikan syafaat kepada 10 anggotanya yang tadinya masuk neraka.
Takbir pun menggema di Kampung Maghfirah.
Sebelum Naja melantunkan bacaan Qur’an nya.
Dahlia Andayani, ibunda Naja Hudia Afifurrahman mengenalkan sosok anaknya yang mendapatkan mukjizat hafal Qur’an.
Sejak lahir, Naja menderita lumpuh otak.
Tidak seperti kebanyakan teman teman nya yang normal, Naja butuh pendampingan khusus dalam keseharian dari ibunya.
Kegiatan hari hari nya Naja, hanyalah murojaah dan menghafal.
Alloh SWT berikan ingatan yang kuat pada Naja.
Naja anak yang tidak bersekolah formal. Tidak bisa membaca dan menulis. Menghafal dengan mendengarkan ibunya dan ayahnya yang mengaji.
Naja mulai menghafal di usia 8 tahun. Dalam delapan bulan ayat-ayat Alloh sebanyak 30 Juz dalam mushaf Al-Qur’an itu dihafal Naja, berikut Tajwid dan Makhrajnya dengan baik.
Yang menarik, Naja juga mampu menghafal jutaan kata dalam terjemahan Indonesia dalam waktu hanya 4 bulan.
Seperti para Hafidz Al-Qur’an yang normal lainnya, Naja juga hafal ayat, halaman dengan baris juga letaknya.
Yang membuat kagum jama’ah pengajian kampung maghfirah adalah, saat ini Naja sedang menghafal 812 hadits.
Padahal Naja pernah mengalami masa menyedihkan, yaitu pada saat Naja didaftarkan ibunya ke tempat Tahfidz.
Lima lembaga Tahfidzul Qur’an menolak Naja, alasan nya tidak ada yang sanggup menjaganya.
Dalam segala keterbatasan, kedua orang tua Naja, mengajarkan Al-Qur’an pada Naja.
Hingga Naja seperti sekarang ini yang bisa disaksikan bersama, Hafidz Al-Qur’an. (bersambung/uha)
Komentar