Washington DC, korankompas.com – Amerika Serikat (AS) mencatatkan 118 ribu kasus baru Corona atau COVID-19 dalam sehari. Lonjakan kasus membuat negara adidaya itu dituding gagal menghadapi penyebaran Corona varian delta.
Tudingan AS gagal dalam ‘perang’ melawan Corona itu datang dari salah satu pejabat kesehatan top usai AS mencatat total lebih dari 616.000 kematian. Jumlah tersebut merupakan kematian tertinggi di dunia akibat Corona.
Dilansir dari AFP, Senin (9/8/2021), tambahan kasus Corona dalam sehari di AS melonjak ke angka 118.000 kasus atau yang tertinggi sejak Februari lalu. Sedangkan angka kematian meningkat hingga 89 persen dalam sepekan terakhir.
Lonjakan tersebut diduga dipicu penyebaran Corona varian delta. Varian delta disebut lebih mudah menyebar.
Rumah sakit anak di berbagai wilayah AS mulai kewalahan karena banyaknya jumlah pasien Corona dari kalangan muda.
“Kita seharusnya tidak benar-benar berada di posisi kita saat ini. Dalam hal itu, iya, kita telah gagal,” ucap Direktur Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), Francis Collins, dalam acara televisi ABC ‘This Week’.
Kekhawatiran soal varian delta memicu kenaikan dalam laju vaksinasi Corona di AS. Namun jutaan orang, terutama di wilayah selatan AS yang condong ke arah konservatif, tetap skeptis soal vaksin Corona.
“Kita tidak akan berada di tempat kita sekarang dengan lonjakan delta ini jika kita bisa lebih efektif dalam membuat semua orang (divaksinasi). Sekarang kita membayar harga yang mengerikan,” sebut Collins.
Lebih lanjut, Collins menyinggung soal perdebatan soal vaksin Corona dan aturan wajib masker yang telah dipolitisasi di AS. Dia mengingatkan penyebaran Corona tak memandang sikap politik seseorang.
“Ini bukan sikap politik atau invasi terhadap kebebasan Anda. Ini adalah perangkat medis yang menyelamatkan nyawa,” ujarnya.
Pejabat kesehatan top AS lainnya, Anthony Fauci, memperingatkan kegagalan mengendalikan Corona varian delta akan semakin meningkatkan peluang munculnya varian baru yang ‘bisa saja lebih bermasalah daripada delta’.
Fauci merupakan pakar penyakit menular terkemuka AS. Dia mengatakan persetujuan penuh untuk vaksin-vaksin Corona dari Otoritas Makanan dan Obat-obatan (FDA) kemungkinan akan diberikan paling cepat bulan ini, hal yang ingin didengar oleh kelompok penolak vaksin.
“Saya harap itu dalam bulan Agustus,” ucap Fauci dalam acara televisi NBC ‘Meet the Press’. Selama ini, vaksin Corona baru disetujui untuk penggunaan darurat saja.
Tingkat Vaksinasi Corona di AS
Seperti dilansir dari Reuters, data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebut 351.400.930 dosis vaksin Corona sudah disuntikkan di berbagai wilayah AS hingga Minggu (8/8).
CDC menyebut jumlah vaksin yang didistribusikan di AS mencapai 407.561.705 dosis. Dari jumlah tersebut, CDC menyatakan sebanyak 194.866.738 orang di berbagai wilayah AS telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Corona.
Sedangkan sebanyak 166.477.481 orang telah divaksinasi secara lengkap atau menerima dua dosis vaksin hingga Minggu (8/8) waktu setempat. Data CDC itu menyertakan vaksin Corona buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech yang membutuhkan dua dosis dan vaksin buatan Johnson & Johnson yang hanya membutuhkan satu dosis saja.
Otoritas kesehatan AS mengaku khawatir lonjakan kasus Corona semakin parah jika vaksinasi tidak diberikan secara merata. Warga diminta segera mendatangi lokasi vaksinasi demi mendapat suntikan vaksin Corona.
“Pemodelan kami menunjukkan bahwa jika kita tidak (memvaksinasi orang-orang), kita bisa mencapai ratusan ribu kasus setiap harinya, mirip dengan lonjakan kita kasus pada awal Januari lalu,” ujar Walensky. (dtk/uha)
Komentar