Brebes, korankompas.com – Arya Penangsang Jipang Football Club atau APJ FC dari Desa Jipang keluar sebagai juara pada kompetisi sepakbola Liga Alfajar Ke 1, setelah mengalahkan Gempa 85 Football Club asal Desa Pangebatan dengan skor 5-4 untuk APJ lewat adu penalti, di lapangan sepakbola Neglasari Bangbayang, Bantarkawung Kabupaten Brebes, Jum’at (15/10) kemarin.
Laga final Liga Sepakbola yang digelar Karang Taruna Hegarmanah Pemerintah Desa Bangbayang ini, sukses luar biasa sejak dimulai pada Selasa (28/9) lalu.

Liga bergengsi ini, selalu menjadi tontonan paling menarik pecinta dan penggila bola di wilayah Kecamatan Bantarkawung. Terbukti, pada setiap penyelenggaraannya, lapangan ini penuh dikelilingi masyarakat yang tetap patuh bermasker saat menonton jalannya pertandingan.
Hal ini berkat himbauan dan peran serta aparat Kecamatan, Desa dan Satuan Pengamanan Panitia Pertandingan.

Final Liga Tarkam Jum’at sore kemarin, mempertemukan dua tim terkuat musim ini, yakni Arya Penangsang Jipang atau APJ FC dan Generasi Muda Pangebatan atau Gempa 85 FC di Ki Purwa Stadium, Bangbayang.
Wartawan korankompas.com yang langsung menyaksikan pertandingan ini, melaporkan, baik APJ ataupun Gempa, keduanya sama sama menguasai jalannya pertandingan.

Pasukan yang terdiri dari 11 orang penggocek bola dari Arya Penangsang Jipang diawal pertempuran, memiliki 7 kesempatan, di mana 2 peluang emasnya menuju ke gawang Gempa.
Adapun Pasukan Gempa Pangebatan mampu melepaskan 6 tembakan dengan 1 di antaranya mengarah tepat ke gawang Arya Penangsang Jipang di sebelah barat.
Pada babak pertama, anak anak APJ asuhan Muhaimin ini, berkali kali berhasil menguasai area tim Gempa asuhan Kuswoyo.
Sebab sejak pluit pembuka pertandingan ditiup wasit Asep Ridwan memulai laga final ini, APJ langsung menerjunkan pemain utama semua.
Sementara Gempa 85 menyimpan stok pemain andalannya untuk babak di menit menit lanjutannya.

Jalannya Pertandingan
Pertandingan baru berlangsung delapan belas menit, sudah ada insiden terkapar terjadi, yang menimpa bek APJ, terkilir kakinya.
Sempat ketekuk pergelangan kaki kirinya, karena berupaya mengontrol bola, bek tersebut harus menerima sakit akibat tigaliceuh pada kaki kiri, hingga wasit harus memanggil tenaga medisnya untuk menolong.
Namun, pemain APJ itu, terlihat melanjutkan kembali menggelandang bola dan umpan umpan berbagi dengan timnya.

Arya Penangsang Jipang terus menguasai jalannya pertandingan dan menekan lini belakang Gempa 85.
Namun, hingga pertandingan berjalan 20 menit, APJ FC tak kunjung mencetak peluang emas ke gawang Gempa 85.
Gempa 85 justru mendapatkan peluang apik di depan gawang APJ FC pada menit ke-25.
Menerima umpan dari penyerang tengah Gempa, Pemain senior gempa ini melepaskan sundulan jarak dekat ke gawang Tim Jipang.
Akan tetapi, bola sundulan Striker Kanan masih melambung di atas mistar gawang kipper APJ.
Setelah 30 menit babak pertama, wasit Asep Ridwan, meniup pluit panjang istirahat untuk turun minum.
Waktu istirahat 5 menit ini digunakan Kuswoyo untuk membriefeing pasukannya, agar lebih figth di babak kedua.
Betul akhirnya terjadi, punggawa andalannya dikeluarkan pada 30 menit kedua. Beberapa serangan tajam dilakukan duo striker Gempa, berkali kali ke Gawang APJ.
Namun, karena APJ juga faham betul strategi yang digunakan pelatih Gempa, maka pertahanan belakang APJ pun dilipatgandakan.
Kedua tim sepakbola ini, sama kuatnya. Hingga babak kedua usai, skor masih tetap 0-0.
Maka kemudian wasit memutuskan untuk tidak memberikan tambahan waktu pertandingan, tapi langsung adu pinalti.
Untuk masing masing tim menyiapkan 6 penendang adu pinalti dengan 1 kiper.
APJ memilih Obi nomor punggung 6 pada giliran pertama tendangan ke mulut gawang Gempa, masuk.
Gempa, lewat pemain nomor punggung 10, Sobur menendang bebas bola ke gawang APJ, namun tidak berhasil masuk gawang.
Berikutnya Bagas dari APJ nomor punggung 10, berhasil menjebol jarring pertahanan kipper Gempa.
Agil dari tim Gempa, yang selanjutnya, nomor punggung 5 ini, juga mampu merobek jarring gawang yang dijaga kipper APJ.
Giliran ketiga pemain APJ, Aldra nomor punggung 9 gagal menjebol gawang Gempa.
Kejo nomor punggung 11 berhasil menambah skor Gempa.
Lalu dari APJ Faisal nomor punggung 11 sukses juga menjebol gawang Gempa pada giliran ke empat.
Disusul pemain Gempa, Izul nomor punggung 7 pada seragam kuningnya, sukses menjebol gawang APJ.
Tendangan bebas kelima APJ dilakukan Prio nomor punggung 8 sukses menjebol gawang Gempa.
Agling pemain Gempa nomor punggung 6 juga sukses menjebol gawang APJ.
Tendangan terakhir APJ, dieksekusi oleh Rama dengan nomor punggung 12, sukses menjebol kipper Gempa.
dan inilah tendangan penentu adu pinalti. Rofi K pemain Gempa bernomor punggung 2 tersebut, gagal memberikan golnya, sehingga Gempa harus kalah bertekuk lutut kepada Arya Penangsang Jipang.

APJ keluar sebagai juara Liga Alfajar ke 1, setelah mengalahkan lewat adu pinalti 5-4.
Di ruang official, Hasbulloh selaku ketua panitia Liga Alfajar ke 1 menyampaikan, untuk juara 3 dan empatnya tidak dilakukan babak pertandingan.
Penjelasan diperkuat oleh Ato Heryanto, selaku Inspektur Pertandingan, bahwa juara 3 dan 4 diundi, karena hasil musyawarah dengan segenap stakeholder di wilayah hukum kecamatan Bantarkawung yang meminta penyelenggaraan Liga ini, segera disudahi.
Yang menarik komentar Gus Amin, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Arifin, yang juga pecinta sepakbola. Ditemui usai menyaksikan pertandingan di lapangan Aki Purwa Bangbayang.

“Baik individual skill dan kekompakan permainan Gempa, selama berlangsungnya final ini, menurut saya sangat bagus. Tapi Jipang juga memiliki histori Jago Bola dan mental juara yang sangat baik, makanya final ini sangat menarik bagi masyarakat” papar Gus Amin yang juga pecinta liga liga Eropa. (uha)
Komentar