Jakarta, korankompas.com — Presiden China Xi Jinping dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjanji untuk memperkuat hubungan kedua negara. Komitmen itu mereka ungkapkan saat memperingati 60 tahun persahabatan China-Korut. Kedua negara telah menandatangani perjanjian persahabatan pada 11 Juli 1961.
“Meskipun situasi internasional sedang rumit dalam beberapa tahun terakhir, kepercayaan dan persahabatan militan antara Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) dan China semakin kuat dari hari ke hari,” tulis Kim dalam pesannya kepada Xi, Minggu (11/7) seperti dikutip dari AFP.
Kim kemudian menyoroti peran pakta tersebut dalam memastikan perdamaian dan stabilitas di Asia dan seluruh dunia. Sebab, kata dia, saat ini kekuatan musuh terlihat makin putus asa. Sementara Xi berencana membawa kedua negara itu menuju “kebahagiaan yang lebih besar.” “Dengan terus memimpin hubungan persahabatan dan kerja sama antara kedua negara ke tahap baru,” kata Xi, seperti dikutip KCNA. Rencana membangun kembali hubungan kedua negara itu dinilai berlawanan dengan situasi beberapa tahun lalu. Ketika itu, hubungan tengah memburuk, Kim juga tak pernah menemui Xi sejak menggantikan ayahnya pada Desember 2011.
Kunjungan pertama Kim ke China berlangsung pada Maret 2018. Sejauh ini, tercatat sudah lima kali kedua pemimpin negara itu bertemu. Pertukaran pesan merupakan tanda terjalinnya hubungan baru kedua negara bertetangga itu. Menurut para analis, membaiknya hubungan Korut dan China, juga sebagai unjuk gigi ke Amerika Serikat di tengah pembicaraan nuklir yang macet antara Pyongyang dan Washington.
Sementara AS-Beijing sendiri sedang mengalami ketegangan, sehingga turut memperburuk hubungan. “Ini adalah pernikahan demi kenyamanan,” kata profesor Studi Korea Utara di Ewha Womans University, Park Won-gon. Hubungan kedua sekutu itu kerap berselisih sejak akhir Perang Korea. “(mereka)tidak akan pernah benar-benar saling percaya”.
Meski demikian, mereka tetap saling membutuhkan bila menyangkut urusan dengan Washington.
“Dan semakin dekat mereka, semakin sulit untuk denuklirisasi Korea Utara.” China merupakan sekutu lama dan jalur ekonomi Korea Utara. Hubungan mereka diuji saat Perang Korea, ketika Mao Zedong berhenti mengirim jutaan “sukarelawan” untuk melawan pasukan PBB yang dipimpin AS. (dtk/uha)
Komentar