Solo, korankompas.com – Keraton Kasunanan Surakarta memberikan gelar bangsawan untuk Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu menyandang nama Kanjeng Pangeran Gibran Rakabuming Widura Nagara.
Namun saat pemberian gelar itu, Gibran salah kostum dengan mengenakan seragam Satpol PP. Seragam tersebut sebelumnya dia kenakan saat memimpin apel Satpol PP.

Memang dalam acara pemberian gelar, biasanya penerima gelar selalu mengenakan pakaian adat Jawa. Acara pun sering kali digelar dengan rangkaian tradisi adat.
Gibran mengatakan pemberian gelar dilakukan secara mendadak sehingga dirinya belum melakukan persiapan. Dia sebetulnya sedang meninjau vaksinasi di Keraton Kasunanan Surakarta, namun tiba-tiba diajak bertemu Raja Pakubuwono XIII.
“Jadi tadi salah kostum. Karena saya tidak tahu sebelumnya,” kata Gibran di Keraton Kasunanan Surakarta, Senin (20/9/2021).
Gibran pun mengaku mendapatkan kehormatan karena diberi gelar bangsawan oleh raja Pakubuwono XIII.
“Ini suatu kehormatan bagi saya,” katanya.
Dalam pertemuan tertutup di Keraton Kasunanan Surakarta itu, Gibran Rakabuming mendapatkan sejumlah arahan dari raja. Dia diminta menertibkan sejumlah kawasan di area Keraton Kasunanan Surakarta.
“Sinuhun (sebutan raja) memberikan arahan ke saya, menertibkan beberapa area, mempercantik aset-aset keraton, seperti alun-alun,” ujar Gibran.
Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Dipokusumo, mengatakan pemberian gelar tersebut sudah menjadi tradisi. Gelar biasa diberikan kepada orang berpengaruh maupun yang memiliki kepedulian terhadap budaya.
“Beliau mendapatkan gelar keluarga keraton. Keraton punya adat tradisi, beliau-beliau yang memiliki suatu kedudukan, pengaruh, kepedulian, dan salah satunya pejabat wali kota ini,” kata Dipo di Keraton Kasunanan Surakarta, hari ini.
Dia pun menjelaskan makna dari nama yang kini disandang Gibran Rakabuming. Menurutnya, Widura diambil dari tokoh pewayangan Mahabharata.
“Beliau gelarnya Kanjeng Pangeran Gibran Rakabuming Widura Nagara. Tokoh dalam Mahabharata, sebagai panutan, nama yang melekat pada Mas Gibran ini supaya bisa mengayomi, ngayemi (memberi rasa tenteram) masyarakat,” ujar dia. (uha)
Komentar