Lampung, korankompas.com – Bagi sebagian masyarakat Bandarlampung, terutama yang pernah hidup di dunia preman jalanan, nama Sudarman tidaklah asing bila dibaca dan diucapkan.
Betapa tidak, bila siapapun ada masalah atau sangkut paut urusan dengan pengiriman barang barang komoditi milik Sudarman di jalur seram Bandarlampung, saat didatangi langsung Sudarman langsung takluk, cukup dengan telunjuk dan teriakan Sudarman.
“Aku Darman, Kowe njaluk opo!” Bentaknya, sambil melotot, menirukan gayanya saat memperagakan ajian Brojomusti yang dulu ia kuasai.
Bulu kuduknya berdiri, merinding saat ia peragakan di depan awak media ini.
Sudah belasan ilmu Kanuragan yang ia kuasai.
Mulai dari Ajian Wesi Kuning, Ajian Merah Delima, Ajian Kumis Macan, Ajian Kantong Macan, Ajian Keris Sapuregel, Ajian Nogososro, Ajian Nogogeni dan masih banyak ajian ajian kesaktian lainnya.
Berani menghadapi lawan, sekalipun mereka menggunakan senjata tajam, bahkan senjata api.
Karena memang Sudarman, kala itu tak mempan dibacok, tak tembus ditembak.
Ilmu ilmu Kanuragan nya , ia peroleh dari banyak guru di pulau Jawa dan Sumatera.
Ia memiliki bisnis di banyak komoditi hasil bumi, juga mengelola bisnis besar bahan bangunan di Bandarlampung.
Nilai bisnisnya ratusan miliar pada sepuluh tahun lalu.
Hingga 2018, perjalanan bisnisnya mulai goyah, akibat perilakunya dan tata kelola keuangan nya.
Bisnis macet, utangnya numpuk hingga 17 Miliar, ditagih banyak bank dan utang ke beberapa relasi bisnisnya.
Pria 49 tahun berbadan gempal ini, kini berubah 180 derajat, setelah mengikuti dan bergabung di Komunitas Nasuha, sebuah komunitas pengusaha Muslim syar’i di Indonesia.
Penampilannya mirip santri dan ustadz, bicaranya santun dan hidupnya dermawan.
Saat janjian wawancara dengan media ini, di Lounge Hotel Horison Lampung, pria asal Tulungagung ini datang menggunakan kendaraan pribadi Toyota Alphard terbaru.
Saat mulai berkisah, matanya terlihat berkaca kaca.
Awal taubatnya, ia sujud minta maaf di pangkuan ibunya.
Lalu Sudarman mendatangi saudara saudara nya yang pernah ia sakiti.
“Saya datangi kakak kandung saya, karena saya telah berdosa, gelut dan memukuli kakak saya, gara gara hal sepele menjemur padi” kisahnya.
Sudarman juga keliling kepada orang orang yang pernah ribut saat dulu garang di dunia preman.
“Satu persatu, saya datangi dan saya minta maaf” tambah Sudarman.
Tahun 2012 lalu Sudarman mengelola Toko Bahan Bangunan bernama Kelapa Gading dan 4 Mini Market juga berbagai bisnis lainnya.
Usaha melunasi utang utang nya, ia menjual aset-aset nya.
Ruko, toko, tanah, sawah dan beberapa properti, ia jual, lalu bayar utang dan lunas.
Kini setelah taubat, dan tidak memiliki utang riba, Sudarman bebas 100% dari utang riba.
Hari harinya, kini Sudarman lebih aktif di Pengajian Nasuha Bandarlampung, dakwah membantu masyarakat memberikan solusi bagi masyarakat yang juga terjerat utang riba.
Saat ditanya wartawan, apa yang paling jitu bila seseorang terjebak utang riba?
Pertama, menurut Sudarman.
Bergabung ke komunitas Nasuha.
Lalu, bertaubat minta maaf lah kepada orang tua, saudara dan orang orang yang dahulu kita dizolimi.
Berikutnya, lakukan sholat wajib dan sunah sunahnya, terutama Sholat Duha dan Tahajud.
Ada satu, yang paling cepat menurut Sudarman.
Dan ini, saya rasakan sendiri.
“Demi Alloh, demi Rosululloh” ucap Sudarman meyakinkan.
“Apa” tanya wartawan.
“Dakwah” tutup Sudarman. (Uha)
Komentar