Mataram, korankompas.com – Geopark Rinjani sukses menggelar event Geotourism Festival and International Conference untuk kali kedua. Pada tahun lalu, kegiatan full dilaksanakan secara online. Kali ini, kegiatan yang digelar pada tanggal 5-7 Agustus ini dilangsungkan secara hybrid.
Peserta yang hadir secara virtual berasal dari 11 negara. Di antaranya adalah dari Prancis, Australia, Denmark, Inggris, Jepang, Tiongkok, Mesir, Taiwan, Malaysia, Hongkong dan Indonesia. Sedangkan peserta yang ada di Lombok hadir secara offline di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram yang menjadi lokasi utama kegiatan tersebut.
Seluruh peserta dan panitia yang hadir secara offline pada acara pembukaan terlebih dahulu harus mengikuti tes swab antigen yang dibantu pelaksanaannya oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Acara tersebut dibuka secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Hadir juga Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., secara virtual.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd., mengatakan potensi alam yang ada di Kawasan Geopark Rinjani Lombok bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat luas. Keindahan alam di Geopark Rinjani sekaligus merupakan tantangan bagi semua untuk mampu menjaga kelestariannya.
“Rinjani adalah sumber air Pulau Lombok, Rinjani adalah juga sumber kehidupan bagi masyarakat pulau Lombok. Menjaga Rinjani berarti juga menjaga hidup orang-orang di Pulau Lombok,” kata Wagub.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi kegiatan ini. Ia berharap dari kegiatan Geotourism Festival and International Conference 2021 dapat membantu memberikan banyak pelajaran baru. Serta mampu memberi pemahaman lebih jauh lagi tentang geowisata.
“Dan juga ini menjadi momentum bagi kita untuk bekerja sama lebih erat lagi dengan semua stakeholder dan pentahelix untuk mampu meningkatkan kualitas produk-produk geowisata kita,” kata Sandiaga Uno saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Geotourism Festival and International Conference 2021.
Sandiaga mengatakan permintaan untuk berwisata akan meningkat pasca pandemi Covid-19. Tetapi di sisi lain, dituntut juga menata lebih baik lagi semua sumber daya yang ada.
Rinjani yang telah menyandang status Geopark Dunia harus mampu menawarkan pengalaman berwisata yang bisa memperkaya pengalaman wisatawan melalui konsep geowisata. Yaitu perpaduan antara keindahan alam dengan kekayaan budaya masyarakat lokal.
Ketua Panitia, Meliawati mengatakan di tengah situasi pandemi, pihaknya membatasi peserta yang hadir secara offline di lokasi. Peserta yang hadir secara offline hanya 30 orang. “Ini demi menjaga kesehatan kita semua,” jelasnya.
Meliawati menjelaskan, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Badan Pengelola Rinjani Lombok UGGp, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram (STP Mataram) dan Ikatan Ahli Geologi (IAGI) Pengda NTB. Kegiatan ini mendapat dukungan moril dan materiil dari berbagai pihak.
Di antaranya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Direktorat MICE, Bappenas RI, Pemerintah Provinsi NTB, Jaringan Geopark Indonesia (JGI), Japan Geopark Network (JGN) dan Asia Pacific Geopark Network (APGN) dan dari pihak sponsor yakni PT. PSI dan PT. Sumbawa Jutaraya.
Selain itu, kata Meliawati, di dalam kegiatan tahun ini diselenggarakan juga sarasehan budaya tentang Rinjani. Dengan tema “Menegakkan Rezim Spiritualitas Rinjani di Tengah Modernisasi” yang dilaksanakan pada hari kedua secara virtual.
Menghadirkan tiga orang pembicara yaitu Lalu Agus Fathurrahman (Tokoh Budaya), Dr. H. Nuriadi (Akademisi) dan Dr. H. Sudriman (Akademisi). Sarasehan ini menghasilkan 6 buah rekomendasi yang diusulkan ke pemerintah untuk ditindaklanjuti.
Enam rekomendasi tersebut, pertama, mempertahankan eksistensi Rinjani sebagai pusat kosmos gumi sasak dengan membebaskannya dari simbol-simbol keagamaan. Kedua, menjunjung tinggi dan mempertahankan Rinjani sebagai identitas suku sasak.
Ketiga, memelihara Rinjani sebagai sumber kehidupan masyarakat Sasak. Keempat, menghidupkan ritual spiritualitas Rinjani dalam setiap aktifitas pendakian Rinjani.
Kelima, mensosialisasikan nilai ritual spiritualitas Rinjani sebagai ekspresi sosial budaya Sasak. Dan terakhir, mendorong tersusunnya awig-awig yang berkaitan dengan Rinjani.
Jaringan Geopark Nasional juga terlibat dengan menjadi peserta dalam event virtual tour. Ada 6 paket virtual tour yang diadakan pada hari ketiga masing-masing berasal dari Geopark Rinjani sendiri, Geopark Tambora, Geopark Gunung Sewu, Geopark Maros Pangkep, Geopark Ijen dan Geopark Aspiring Gorontalo.
“Kami memberikan kesempatan bagi audien untuk mengenal geopark yang ada di tempat lain di Indonesia, baik yang sudah berpredikat UNESCO Global Geopark, Geopark Nasional maupun yang masih aspiring Geopark,” kata Meliawati.
Untuk konferensi diikuti oleh 30 orang presenter makalah. Terdapat 3 classroom yang disediakan secara virtual bagi peserta konferensi yang dilaksanakan pada hari kedua selama satu hari penuh pada 6 Agustus 2021. Masing-masing kelas diisi oleh 10 orang presenter.
Ada 3 topik yang dibahas secara paralel pada hari yang sama. Pertama, tentang Geotourism Development diisi oleh 6 orang presenter yaitu Juraedah Anggraeni dari Universitas Muhammadiyah Mataram dengan judul makalah : Development of Geotourism Potential Based on Community Participation in the village of Gumantar – North of Lombok Regency. Meliawati Ang dari Rinjani Lombok UGGp membawakan presentasi berjudul : Developing a Geotourism Interpretation Training Model for Local Communities. Case Study : Lombok Indonesia.
Tidak ketinggalan juga Dedy Asriady, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani juga ikut berpartisipasi melalui presentasi berjudul : Sustainable World Class RInjani Trekking Management. Dari Komunitas Sembalunina – Sembalun diwakili oleh Baiq Sri Mulya turut menyampaikan presentasi berjudul: Evaluation of Sustainable Tourism Development in Sembalun Geosite, East Lombok, West Nusa Tenggara.
Dari Ketua IAGI Pengda NTB Kusnadi memaparkan, presentasi berjudul : Geotourism Development Opportunities in Mataram City by Utilizing Proliminary Assumption of Mataram Morphology Before Samalas Eruptin in 1257 dan Mas Rio “Benediktus Rio WIbawanto” dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani membawakan topik tentang kisah sukses kolaborasi TNGR Bersama masyarakat dalam mengelola Kawasan hutan dengan judul : Harmony in Keeping Rinjani: A Success Story of Site Level Collaboration.
Dr. Suryani Eka Wijaya dari Bappeda NTB mempresentasikan paper berjudul : Transport and Geotourism development: identifying potential tensions in Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark Indonesia, dan ditutup oleh Lia Rosida dari STP Mataram.
Sedangkan topik kedua adalah tentang keterkaitan antara Budaya, Alam dan kekayaan geologi dalam geowisata. Para presenter makalahnya antara lain Citra Anggraini, dari Fakultas Geologi Institut Teknologi Sumatera membawakan presentasi berjudul: Geodiversity at Krakatoa 1883 Tsunami – Site Batu Putih, Lampung.
Kemudian RM Azis, dari Universitas Islam – Jakarta dengan Judul : Tourism in Baka Stupas and Surrounding With Hahsim Perspective. Presenter dari Australia, Mr. Bill Carter mewakili University of The Sunshine Coast, Queensland, Australia menyampaikan paparan berjudul : From Guides to Interpreters Lessons from Heritage Interpretation Training in Ternate, North Maluku – Indonesia.
Dilanjutkan oleh Rinaldi Ikhram, dari Global Geopark & Astrotourism Innovation Research Center, Institute Teknologi Sumatera menyampaikan presentasi berjudul Development of the Pugung Raharjo Archeological Park in Lampung Province with Geopark and Astrotourism Concept. Kemudian Syamsu Rijal dari Politeknik Pariwisata Makasar membawakan makalah berjudul : Equality Model for Developing Community Tourism (A Case Study of Kadingeh Tourism Village in Enrekang Regency, South Sulawesi).
Dilanjutkan lagi oleh Dr. Hisanari Sugawara, dari Gunma Museum of Natural History – Jepang membawakan makalah berjudul : Trans-disciplinary Research for Sustainable Ecotourism and Reservation Obtain From Collaboration with Local Museum and Community of Practice. Kemudian Abdul Kadir D. Arif dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dengan judul presentasi : Identification of Potential Geo-tourism for Sustainable Tourism of Island Base in Ternate, Hana Nur Aini dari Universitas Gadjah Mada dengan judul presentasi Geoheritage Preliminary Evaluation and its Implication on Geotourism Potential in West Bandung, Bandung – Indonesia, dilanjut oleh Huang Tao dari Management Board of Lushan UGGp- China dengan judul paper Lushan Geotourism Presumption since COVID-19 Pandemic 2020 dan ditutup oleh Shandra Rama Panji Wulung dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Geotourism Route Design in Natural National Geopark.
Selanjutnya pada hari yang sama secara paralel dibahas topik tentang Ekonomi Kreatif dalam Geowisata yang disampaikan oleh Diah Natarina dari Institut Teknologi Bandung membawakan makalah berjudul : Goa Jomblang As One of Creative Economic Subject Before Pandemic.
Kemudian Siti Syahirah Saffinee dari International Islamic University Malaysia membawakan makalah dengan Judul : Potential and Challenges : Tourism stakeholders practice towards Muslim Friendly Geo-Tourism in Langkawi UGGp. Dilanjutkan oleh Reza Permadi dari Universitas Padjajaran – Bandung dengan mengangkat judul : Virtual Geotourism During COVID – 19 Pandemic in Indonesia.
Dari Universitas Indonesia diwakili oleh Amira Adlifiani membawakan makalah berjudul : Exploring Geotourism Prospect : Case Study in Agam District, West Sumatera. Dari Institut Teknologi Sumatera, Danni Gathot Harbowo dengan Judul : Krakatoa Indonesia: Scientific Values Assesment in Geoheritage Perspective.
Dan dilanjutkan oleh presentasi dari Ketua Badan Pengelola Hongkong UGGp Ms. Chan Yunam, yang memaparkan makalah berjudul : Geotourism Development in Hongkong UGGp. Hilfi Taufiqul Rahman dari Universitas Padjajaran – Bandung dengan judul Geoheritage Potential as Geotourism Spot Based on Quantitative Analysis in Bandung – West Java, diteruskan oleh Dr. Enas Abd. Ahmed dari Matruch University Mesir dengan judul Geopark and Geotourism as a Roadmap to Acheve Sustainable Development Goals, lalu oleh Theodore Brown dari Itogawa UNESCO Global Geopark Jepang dengan judul presentasi Itogawa Shimpaku Project: Linking Cultural, Natural and Geological Heritage for Sustainable Tourism dan ditutup oleh Dr. Sapari Dwi Hadian dari Universitas Padjajaran Bandung dengan judul presentasi Geodiversity and Geotourism: A Case Study in the Krayan Highland, North Kalimantan.
“Makalah-makalah yang dikirimkan dan dipresentasikan ini akan diterbitkan dalam jurnal internasional. Sebelumnya, makalah-makalah tersebut telah melalui proses seleksi yang melibatkan para ahli geopark dari Indonesia dan luar negeri sebagai reviewer-nya,” kata Meliawati yang juga Manajer Penelitian Pengembangan dan Kerjasama Antar Lembaga Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark.
Selain menampilkan kekayaan geowisata. Event ini juga menampilkan acara hiburan kreasi seni budaya yang ada di NTB. Pada saat acara pembukaan, peserta dihibur oleh penampilan kelompok band lokal bernama NAMONE SARRE yang menciptakan lagu khusus untuk acara Geotourism Festival yang berjudul ‘HOPE’ yang merupakan singkatan dari Harmony of Precious Earth.
Lirik dan aransemen lagu ditulis sendiri oleh musisi muda berbakat Kota Mataram berusia 14 tahun bernama Kevin Leon yang seorang keyboardist sekaligus pemain saxophone andal. Ada juga penampilan tarian khas NTB yang menggabungkan budaya 3 etnik yang ada di NTB yaitu sasak, samawa dan suku mbojo melalui tarian yang dipersembahkan oleh mahasiswa STP Mataram.
Dalam acara penutupan digelar pertunjukan wayang botol yang dibawakan oleh siswa dari Sekolah Pedalangan Wayang Sasak Pimpinan Abdul Latief Apriaman. Mengangkat kisah berjudul “Beboro Dedoro” yang menyampaikan pesan untuk para pendaki Gunung Rinjani untuk selalu membawa turun sampahnya. Uniknya, wayang-wayang yang dimainkan para dalang cilik ini mereka buat sendiri dari bahan botol plastik yang didaur ulang.
General Manager Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark, Moh. Farid Zaini mengatakan kegiatan Geotourism Festival akan menjadi event tahunan Geopark Rinjani. Salah satu pilar geopark adalah edukasi.
Kegiatan seminar, konferensi, termasuk penulisan jurnal merupakan bagian dari edukasi ke publik. “Tentu saja ada unsur konservasi dan pariwisatanya. Hanya saja kegiatan trip ke geosite kali ini diganti secara virtual. Insya Allah jika kondisi membaik akan digelar juga secara offline untuk trip ke geosite,” katanya.
Begitu juga dengan pameran produk-produk UMKM di kawasan Geopark Rinjani. Pelaku UMKM antusias ikut dengan mengirimkan katalog produk mereka. Beberapa audien juga mengenal produk-produknya.
“Bahkan ada beberapa produk yang kami tampilkan sudah banyak yang memesan. Mulai dari merchandise, makanan, kopi,” sebutnya.
Farid menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19 harus mencari ide-ide inovatif. Kegiatan harus tetap berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. “Hingga bulan Agustus ini setidaknya ada 23 kegiatan yang sudah kami laksanakan,” jelasnya.
Beberapa ungkapan apresiasi atas terselenggaranya acara ini datang dari Prof. Arief Rachman, Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO dan beberapa peserta. Situasi pandemi seperti saat ini merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk lebih berinovasi, mengembangkan ide, menemukan jalan keluar dan berkolaborasi serta lebih banyak lagi memaksimalkan fungsi teknologi dalam memecahkan masalah.
“Dan event Geotourism Festival dan International Conference yang diadakan oleh Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark ini bukti nyatanya,” ungkap Prof. Arief Rachman.
Ia mengatakan edukasi dan geotourism sangat penting untuk pariwisata berkelanjutan. Selamat memberikan ucapan selamat kepada Badan Pengelola Rinjani Lombok UGGp yang telah sukses menyampaikan pesan itu lewat terselenggaranya event virtual yang fantastik bisa melibatkan pembicara seluruh dunia, geopark-geopark di Indonesia dan dunia, 500 peserta virtual di tengah situasi pandemi. (uha)
Komentar