Jakarta, korankompas.com – Keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk menyerah kepada keadaan. Banyak kisah kisah sukses para penyandang disabilitas, baik dalam dunia bisnis, prestasi akademik ataupun olah raga.
Habibie Afsyah, difabel kelahiran 1988 yang mengidap kelainan pada otot kaki dan panggul akibat penyakit becker muscular dystrophy, membuatnya harus duduk di kursi roda sejak kecil.
Kini sukses menjadi pebisnis online berpenghasilan 27 juta perbulan, dengan hanya duduk di kursi roda di rumahnya.
Lalu, Muhammad Erwin Althaf, lulus Cumlaud dari UGM Yogyakarta, meski sejak kecil tidak lancar dalam berbicara.
Dalam bidang olah raga, Suparni Yati, atlit difabel tunagrahita kelahiran 1993, juga berprestasi di cabor tolak peluru, bahkan ia menjadi peraih medali emas di Asian Para Games 2018 lalu.
Ya, masih banyak lagi prestasi prestasi membanggakan generasi muda disabilitas atau anak anak berkebutuhan khusus di Indonesia.
Seperti pada Peringatan Hari Disabilitas yang diselenggarakan oleh Komnas Pendidikan DKI Jakarta bersama Forum Keluarga Spesial Indonesia (Forkesi) dan Sahabat Inklusi Komnasdik (SAHIK), Minggu (12/12) di Aula Ki Hajar Dewantara Gedung Kantor Dinas Pendidikan Lantai 5, Jl. Gatot Subroto No.Kav. 40-41 Jakarta Selatan.
Puluhan anak anak berkebutuhan khusus tampil diatas panggung dengan sangat baik dan penuh percaya diri. Mereka didampingi para guru dan orang tuanya.
“Animo masyarakat sangat antusias sekali, dengan acara peringatan Hari Disabilitas yang diselenggarakan oleh kami, Komnasdik DKI Jakarta ini, bahkan kali ini, mohon maaf, kami tidak bisa memenuhi seluruh permintaan orang tua penyandang disabilitas untuk hadir dan tampil di acara ini” papar Ir. Dyah Nawang Ratnasari, Ketua Komnasdik DKI saat wawancara dengan wartawan media ini.
Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang hadir di acara ini adalah Purwosusilo M.Pd, Wakil Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta.
Ditemui terpisah, Purwosusilo menyampaikan, banyak terimakasih kepada penyelenggara yang sudah menginisiasi acara yang sangat bermanfaat ini.
“Seperti saat saya membacakan surat sambutan Ibu Nahdiana, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta. Bahwa Pemerintah Propinsi DKI Jakarta minta tolong kepada segenap kelompok masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus dan belum terfasilitasi, agar jangan ragu, jangan malu. Kami akan akomodir. Memfasilitasi, mendorong untuk berkembang sesuai potensi anak” jelas Purwosusilo, M.Pd,.
Kemudian Wakil Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta ini, menyampaikan data bahwa jumlah peserta didik penyandang disabilitas di wilayah kerjanya, ada sekitar 15.232 anak.
Kedepan, Pemprop DKI Jakarta, lanjut Purwosusilo, akan terus mengupayakan memfasilitasi anak anak yang kami namakan anak anak special, agar semuanya rata memperoleh layanan pendidikan, karena mereka juga tentu memiliki hak yang sama seperti kita semua dalam meraih pendidikan, tutup Purwosusilo.
Gelaran acara panggung diisi pertama oleh Kelompok Tari Insan Anugerah Cinere, dibawah bimbingan Ria, guru tari, empat anak, Azis, Irfan, Nazara dan Indira terampil melenggangkan tarian Kicir Kicir dengan iringan musik lagu yang energik.
Penontonpun spontan memberikan aplaus, tepuk tangan atas penampilan mereka yang menggemaskan.
Penampilan kedua adalah seorang anak perempuan special menyanyikan lagu Jangan Menyerah yang diciptakan D’Masiv.
Ia tampil penuh percaya diri, penontonpun merangsek mendekat ke panggung, untuk mengabadikan momen tersebut menggunakan smartphone masing masing.
Bahkan Purwosusilo, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta ikut terpukau dan sampai naik panggung mendekati penyanyi cilik ini.
Kelompok ketiga, Down Syndrom Menari (DSM) dari Lentengagung Jakarta, tampil memukau. Dengan membawa alat alat music sederhana, anak didik Chichi, sukses menari gemulai di atas panggung.
Tidak hanya menari, Zahtra Lavenenia Yauwnema sukses dan menarik membacakan bait bait puisi yang indah dengan judul Tolong Aku.
Layaknya kostum putri raja, Zahtra tampil penuh percaya diri di panggung besar saat peringatan Hari Disabilitas International.
“Bermain bersama kalian adalah
Impianku.
Tapi kalian pergi menjauhiku
Belajar bersama kalian adalah
Keinginanku
Tapi kalian menolak ku”
Lagi lagi penonton bertepuk tangan memberikan apresiasi kepada Zahtra yang lancar membaca puisi tujuh bait karya Nia Aswin.
Penampilan berbeda disuguhkan oleh Shafinaz Shabrina Putri, anak perempuan kecil special ini menghibur peserta yang hadir, dengan memainkan tuts tuts piano, melantunkan nada nada indah yang menggema di Aula Ki Hajar Dewantara.
Makin siang, acara yang juga digelar bersama dengan Sahabat Inklusi Komnasdik (SAHIK), makin meriah. Acara yang disponsori Greebel, perusahaan penyedia alat alat belajar non toksit ini berlangsung hingga pukul 12 siang.
Kali ini, tarian tunggal yang dibawakan Sastriani Hayuningrat, dengan ceria, gadis cilik dari Depok ini mahir menari Payung Geulis.
Berikutnya, Bagus Catur Priambodo, layaknya tokoh Septian Dwi Cahyo, lentur membawakan perfom Pantomim. Mimiknya lucu, menggemaskan saat memperagakan nelayan menebar jala memancing ikan.
Pembacaan puisi kembali dihadirkan, kali ini M Fayyadh Rizal dari Kranggan, membacakan karya sastra berjudul Cita citaku menjadi penerbang dengan suara yang tegas, dengan intonasi puitis.
Yang tidak kalah menariknya, Ahmad Faozan Nur Rizkiawan, remaja usia 22 tahun ini, sangat professional menggesek biola, lantunan nadanya membuat seluruh peserta yang hadir terdiam menikmati lantunan biola dengan lagu Hanya Rindu dari Andmesh Kamaleng.

“Ini pertama kalinya menggelar, akan kami jadikan agenda triwulan an, silahkan orang tua di DKI Jakarta yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk senantiasa bekerjasama dengan Komisi Pendidikan DKI Jakarta. Dalam waktu dekat kami akan membuat aplikasi, untuk memudahkan layanan disabilitas” pesan Ir. Dyah Nawang Ratnasari. (uha)
Masyaallah, keren ya. Semoga kegiatan2 seperti itu semakin banyak instansi pemerintahan melakukannya. Semoga program komdik DKI tersebut segera bisa ditiru dan dilaksanakan oleh Provinsi lainnya sehingga yg beruntung tidak hanya anak2 Disabilitas di DKI saja